Selasa, 02 Juli 2013

HUJANMU (12)

HUJANMU (XII)

Lebih dalam kuterdiam
sebentar saja puisi telah bungkam
di hadapan malam dan sunyi yang tak pernah memejam
lalu hujan menyeretnya jauh-jauh tenggelam
ke dalam cermin, ia semakin muram

Selalu saja memercik lumpur pada rinai yang kuendapkan
meski kali ini sedikit memudar, hitamnya tidak lebih pekat dari kegelapan
yang sungguh-sungguh ditemukan oleh penyesalan
di wujud yang sama, kesepian

Hujan, tulis saja purnama
sisipkan di lembar pesan dari tuanmu yang rahasia
bila esok tiba
puisi bukan lagi bara kata-kata
ia menyerupa mantra dan doa
seperti hujan dan sepi yang berebut cintaNya

人长与人尺人 ㈠人ㄒ工
口ㄇ口 ㄒ长与㈠
了长ㄒ 200613


HUJANMU (10)

HUJANMU (X)

: Aku

Malam-malam pun
sepertinya hari-hari, bahkan menahun
lumpur, di rinaimu yang tak lagi embun
bukan basah oleh tatapan masygul
tapi keras membatu dari tetes liur yang agul

Malam-malam pun
sepertinya hari-hari, bahkan menahun
dusta, hilang sudah wajah dusun nan anggun
saat rimba menjelma kota
suara-suara ibu kian terlupa
begitu cepat doa-doa berkelok, tak lagi mantra

Malam-malam pun
sepertinya hari-hari, bahkan menahun
hampa, meski terus kau timbun
belum cukup pundi-pundi itu menuntun
atau menjadikannya sekedar unggun
lambat laun endapannya sungguh-sungguh racun

Malam-malam pun
sepertinya hari-hari, bahkan menahun
sunyi, satu-satu tanggal seringan gugur daun
mungkin harus hilang rimbun
hingga terik dan hujan lebih resap di ubun-ubun
disetiap perihnya bergetaran nama-nama
serupa amsal kematian yang membuatnya
terjaga mendekap doa-doa

人长与人尺人 ㈠人ㄒ工
口ㄇ口 ㄒ长与㈠
了长ㄒ 120313
March 19 at 5:39pm ·

HUJANMU (9)

HUJANMU (IX)

Tetaplah mengalir
meski rintik atau sekedar embun
seperti bisikmu pada subuh yang anggun
begitu santun lembut mengalun
menuntunku bergegas turun

Tetaplah mengalir
aku merinduimu sebagai desir
ditiap-tiap bulir peluh bergulir
oleh terik dan debu yang memasir
kepada jeda, kembali terlahir
doa-doa sejuk berhembus semilir

Tetaplah mengalir
sebelum kamboja berguguran
atau senja mengabarkan kepulangan
di pintu pintu yang terbuka
di saku barisan tua
menyambut kekasih tercinta

Tetaplah mengalir
jauh-jauh menembus kegelapan
bertumbuk cermin, sunyi berdenyut gemetaran
di dadaku; malam malammu sayang
mendekatlah, dusta itu kian telanjang

人长与人尺人 ㈠人ㄒ工
口ㄇ口 ㄒ长与㈠
了长ㄒ 于王日'13

February 13 at 2:26am · 10

HUJANMU (7)

"HUJANMU" (VII)

Entah angin apa yang menggiring langkah senja ini, tanpa sadar jalan-jalan itu kembali kutelusuri. Wajah langit seolah membentangkan lanskap kenangan. Tentang percakapan, aroma hujan dan kau yang erat dalam genggaman. Di bibir pantai, masih kurasakan desirnya jejak-
jejak yang memasir

Deburan ombak
Riuh camar berpulang
Nyiur melambai

Di kamar ini, secangkir kopi lantunan lembut "Do You Dream of Me" dan ingatan tentang senja yang menari-nari. Ah,, tak seharusnya aku luruh oleh kata-kata, saat kau mengucap mimpi.
Biarlah kau kucumbui sekali lagi, sebelum malam kian lumpur bersama hujan yang menguburkannya di ceruk sunyi. Kau sungguh-sungguh telah pergi.

Rembesan hujan
Retak-retak di dinding
Licin berlumut

人长与人尺人 ㈠人ㄒ工
口ㄇ口 ㄒ长与㈠
了长ㄒ 131212

December 14, 2012 at 1:17am

HUJANMU (6)

HUJANMU (VI)

Sepertinya baru kemarin nada-nada cemasmu berbisik di kuping
tentang mimpi, senja dan dedaunan menguning
yang sungguh-sungguh kau takutkan menjadi abu di kening
ke arah tanah, matamu berkaca retak menahan butiran bening

Cukup semusim, begitu cepat rindu bersalin enggan
riuh suara tawamu adalah hujan yang berpesta di atas tubuh kenangan
aku menjelma angin, berkemas-kemas meninggalkan ranting tua yang lebih rapuh dari impian
merambat pelan di jalan-jalan sepi, di sudut-sudut kegelapan, di jiwa yang kosong berisi lamunan

Di jantungmu, puisi
bait-baitku kian lemah arti
mengendap di serambi kiri, ia lebih mirip mati suri
mungkin harus kupinjam dan terperam di rahim sunyi
hingga cukup masa, kuhirup oksigen pertama dari kelahirannya kembali

Gerimis kecil
Igauan nan ganjil
Sayup-sayup memanggil

人长与人尺人 ㈠人ㄒ工
口ㄇ口 ㄒ长与㈠
了长ㄒ 091112

HUJANMU (5)

HUJANMU (V)

Hujan pertama
belum sempat di telinga
riuh musimmu kembali bergema tanpa tanda baca
kau cukupkan jeda selagi dingin aksara
sebelum lumpur menjadikannya getah kata-kata
sedangkan sunyi selalu saja menjanjikan garamnya

Hujan pertama
kemilau basah
tampias resah
berkubang di tanah
mungkin memang harus kalah,
hingga saatnya surut
retak itu kembali bertaut
indah seperti semula di tempatnya, jauh-jauh sebelum kau kenalkan rasa takut

Hujan pertama
deraskanlah, biarkan lelehnya jatuh di bahu
usah kau ragu, masih cukup lapang dalam ruangku untuk kau cumbu
luapkanlah sayang, meski pun itu abu

Aksara Hati
Ono tksh
Jkt 240912

HUJANMU (3)

HUJANMU (III)

Luapkan sayang
Di puncak amarah, saat muak terkecap di ujung lidah
sekawah luka gejolak magma ingin
dimuntah mengalir lumpur banal meleleh merah
kutampung di relung darah

Luapkan sayang
senandung jeritmu memaki merobek robek partitur elegi yang melagu khianat puisi
kau bakar ilusi hingga abu dalam mimpi
Kan ku jamu sepi

Luapkan sayang
tetes rintihan menebar benih kesunyian
memupuk keheningan bersulang secawan kepalsuan
kureguk kepahitan

人长与人尺人 ㈠人ㄒ工
口ㄇ口 ㄒ长与㈠
了长ㄒ

October 27, 2010 at 4:46am

HUJANMU (4)

HUJANMU (IV)

Sunyi ini kembali bergulir dari matamu yang telaga
berlinang aksara belum sempat
menggenapkan kata
bukan tentang luka, tapi kedalaman makna yang luput tertangkap doa. semuanya tertuang hanya buih semata, mudah memecah dan hampa

Jejak terindah terlukis oleh pelangi di jazirah nabi
memandu kafilah-kafilah dari penjuru negeri menunduk satu hati
mengharu di dada seperti juga getar-getar rindumu yang masih kurasakan sama menyuburkan mimpi di nadi
bersafari menasbih di atas kursi

Nikmat sebenarnya di puncak nalar meski ku tak bisa jadi penyabar setidaknya darimu aku belajar
tak lepas ikhtiar
mencoba ikhlas sepenuh sadar
walau tiada hingar bingar dan nirgelar

Denting sempurna
Hujan mengetuk sunyi
Cermin bergetar

人长与人尺人 ㈠人ㄒ工
口ㄇ口 ㄒ长与㈠
了长ㄒ 121211

HUJANMU (2)

HUJANMU (II)

Biarkan kuhirup
sejak mula kau menetes sajak
lewati gemetar kelopak yang luput menangkap getar-getar isak
pada jejak berkaca-kaca retak

Biarkan kuhirup
hembusan desah percikan tampias resah
genap hitungan menitik basah menepi pada kubangan tanah kemilau cahaya darah dilangit merah

Biarkan kuhirup
urat rimbun dedaunan yang runtuh bersama putusnya lamunan
perlahan meranggas kesepian
kemarau dalam genggaman

人长与人尺人 ㈠人ㄒ工
口ㄇ口 ㄒ长与㈠
了长ㄒ

October 25, 2010 at 1:31pm ·

PEREMPUAN

PEREMPUAN-PEREMPUAN PENYEBERANG

Haruskah kuucap selamat atau bertepuk tangan
jika ini sejatinya keprihatinan
meski kau, bahkan mereka menjadikannya moment paling membahagiakan
bagiku tak lebih sebuah pemenangan
atas nama cinta kasih yang diagungkan oleh tipu daya setan

Begitu menakutkankah sunyi dan kesendirian
hingga kiblat doamu berkelok arah berganti haluan
muaranya tak lagi sama, mungkin hanya rasa bersalah dan resah bunda yang memantrai sisa perjalanan

Bermacam kepergian telah kuikhlaskan
cuma satu yang sungguh-sungguh kusayangkan
saat kau dengan ringannya menyeberang  melepaskan pegangan
bukan sekedar teman
kali ini aku benar-benar kehilanganmu, perempuan
: saudari kami seiman

teriring doa, dan Tuhan melimpahkan cinta
kepada mereka yang setia dan kesepian di jalanNya

人长与人尺人 ㈠人ㄒ工
口ㄇ口 ㄒ长与㈠
了长ㄒ 8613

SELAMAT JALAN

MELEPASMU SAHABAT

: Siti Allie

Engkau perempuan
jejakmu begitu getah dan sederhana
cinta menjadikannya sejarah yang mengharumkan usia
dalam kenang, catatan dan doa
yang ditemukan sahabat setia

Kami memandangmu sebagai kerinduan
kepada orang-orang terdahulu yang membuatkan pancing, merakit perahu dan mewariskan jalan
hingga kami nikmati kemudahan
merangkai keindahan dan kebersamaan

Jangan pernah pergi
meski kau tak lagi di balik kemudi
tetaskanlah ilmu padi
seperti saat-saat dulu kau memilah duri atau opsi
setabah perigi mengendapkan hujan hingga keruhnya jernih kembali

Selamat menuntaskan rindu
tentangmu sahabat, kan kurajah huruf tebal-tebal di dadaku
serupa doa-doa memantrai perjalananmu

人长与人尺人  ㈠人ㄒ工
口ㄇ口  ㄒ长与㈠
了长ㄒ 250613


BBM

DI SEBUAH HARGA

Sebentar lagi kau pecah serupa getah
pekatnya adalah merah yang memercikkan keluh, resah dan amarah
tumpah ruah
di meja makan, jalan-jalan, pasar, gedung pemerintah, hingga sawah

tentang minyak kami tak tahu banyak, selain dampaknya yang kerap tak berpihak
hanya kemilaunya jelas-jelas tampak
pada rambut dan kulit perut tuan yang semakin gendut licin berkilat, setiap kali tuan berteriak atau pura-pura bijak

Tenang saja, Tuan!
sekalipun berita datangnya kepagian
kami jadikan pemakluman-pemakluman itu sebagai santapan
sekedar pelipur di sela-sela pesimis dan kecewa miskinnya keajaiban

Tak perlu bergegas, Tuan!
kami pasti setia menunggui kabar kemakmuran atau sedikitnya melegakan
yang entah kapan
kelak, hingga sabar beranak pinak dan jadi satu-satunya yang kami wariskan tujuh turunan

人长与人尺人  ㈠人ㄒ工
口ㄇ口  ㄒ长与㈠
了长ㄒ  220613