Selasa, 02 Juli 2013

HUJANMU (6)

HUJANMU (VI)

Sepertinya baru kemarin nada-nada cemasmu berbisik di kuping
tentang mimpi, senja dan dedaunan menguning
yang sungguh-sungguh kau takutkan menjadi abu di kening
ke arah tanah, matamu berkaca retak menahan butiran bening

Cukup semusim, begitu cepat rindu bersalin enggan
riuh suara tawamu adalah hujan yang berpesta di atas tubuh kenangan
aku menjelma angin, berkemas-kemas meninggalkan ranting tua yang lebih rapuh dari impian
merambat pelan di jalan-jalan sepi, di sudut-sudut kegelapan, di jiwa yang kosong berisi lamunan

Di jantungmu, puisi
bait-baitku kian lemah arti
mengendap di serambi kiri, ia lebih mirip mati suri
mungkin harus kupinjam dan terperam di rahim sunyi
hingga cukup masa, kuhirup oksigen pertama dari kelahirannya kembali

Gerimis kecil
Igauan nan ganjil
Sayup-sayup memanggil

人长与人尺人 ㈠人ㄒ工
口ㄇ口 ㄒ长与㈠
了长ㄒ 091112

Tidak ada komentar:

Posting Komentar