Selasa, 30 Agustus 2011

RAYUAN MAUT


Bisikanmu penuh merajuk
Buatku hanyut dlm telaga khayangan
Bermandikan cumbuan bidadari
Mesra bermanja dipelukan nikmat
Terlelap jiwa menghembus nista

Saat ku terbangun dgn tubuh telanjang
Kotor berlumur hitam dan aroma memuakkan
Tanpa berpaling kau melangkah pergi
Membawa senyum penuh kemenangan

Enyah kau dan temanmu yg khianat
Bersama bisikan janji laknat
Aku memusuhimu sampai kiamat
Terkutuklah kau NARKOBA keparat

STIMULUS


Pedataran padang tandus... 
Mungkin hanya kaktus... 
Tanah terasap hangus... 
Terik memanggang haus... 
Kering menusuk tembus... 
Akankah ku tebus?

Memuat kembali hamparan hijau...
Menghapus jejakmu yg menggurat retak tanah...
Mereguk butir-butir kesejukan...
Mengalir meresap puas...

Kurangkum semua dalam bingkai lukisan hati...
Yg kulekat pada dinding ruang tunggu...
Menanti coretan bait-bait mendatang.

SONETA ANAK KUBURAN


Bocah2 di pelataran merah...Bias peluh pantang menyerah...Menanti para ziarah...Meski harus menelan sampah

Cepatlah datang sang Raya...Membawa banyak massa...Sigap segera mereka...Jajakan bunga sodorkan jasa...Berharap secuil laba pelipur lara

Mereka masih hijau...Hanya mampu berkicau...Nada2 terdengar kacau...Pandang pun terasa silau...

Duka tidaklah seberapa...Mereka biasa terlunta...Kerap kali menyerap cercaan...Cuma tuk makan sesuapan

Terkadang kita pun lalai...Masih banyak yg terbengkalai...Kisah mereka cermin terbingkai...Tuk segera berbenah hati sebelum menjadi bangkai

SMOKEY ROOM


Di kamar ini...
Kumpul bocah menoreh kenangan...Menggelar cerita berbagi kisah...Hembuskan asap2 nikmat...Menghirup musik keras2... Riuh rendah penjuru suasana

Di kamar ini...
Tuangkan malam penuh sajian...Membanting sesal bangun khayalan...Tawa2 liar lepas berurai...Dari lidah2 pengumpat

Di kamar ini...
Bersama merajut benang2 kenang...Dan kini kata pisah datang menjemput...Tiada lagi asap2 bersama...Tiada tawa, debat kusir dan dialog pelik... Tinggallah sobat bagian masa lalu...Bersama kisah dari 'Sang Kamar'

Masih di kamar ini...
Kutitipkan kenangan padamu...Tergantung di langit2 atapmu...Sepenggal kenang di tepian waktu

KRITERIA SOBAT


Tak smua teman baik hati Tak smua teman mau mengerti Tak smua teman berbudi pekerti Entah jika sahabat?

Cuma sahabat kala digjaya Cuma sahabat kala mendekat Cuma sahabat uang merapat Entah jika sobat?

Tak smua sobat slalu ingat Tak smua sobat mau peduli Tak smua sobat kan menanggapi Entah...entah siapa lagi?

Siapa lagi yg mau berbagi Siapa lagi yg berbaik hati Siapa lagi yg kan mengerti Kalau bukan sobat

Kalau bukan sobat pastilah sahabat
Jika sahabat tentunya teman... Andai teman pasti berbudi pekerti
Jika tidak semuanya...

Bukanlah seorang teman...Bila tak bisa jadi sahabat apalagi sobat

AZAL


Pelita remang remang...Benak menerawang...Lantunan ayat mengiang...Menyusup di gendang...Merebak terdalam kehampaan jiwa...Sadarkan segenap pandang

Terlintas bayang2 kemurkaan...Sarat muatan azab dan laknat...Bertempat di dasar jurang kenistaan...Jari jari api yg mencabik cabik dgn lahap

Menikam hitam...Menguliti selaput pembungkus...Membekas secercah debu...Selimut ini begitu tipis dan rapuh...Tiada daya tuk menahan murkaMu

Melangkah iba mengetuk istanaMu...Kau usap lenyap semua cacat...Menghisab tuntas selaksa khilaf...Maha Pengasih dan Penyayang

CATATANKU


Teman...
Satu yg dekat tlah pergi..Namun bukan yg terdekat...Membekas jarak amat sulit di telusuri

Teman...
Mendekatlah pd kenyataan Jangan pandangi aku dgn kebisuan...Ucapkan kesaksian meski berdiam diri...Sadari aku dgn terang

Teman...
Sering ku berkata cerita...Tak dapat ku berharap banyak...Darimu dan saksi bisumu

Teman...
Dekaplah tubuh ini dalam kesunyian...Terimalah rasa kasihku...Teruntuk kesetiaan tumpahan kata

Tenang...tenang dan melapanglah dada...Biarkan yg terdekat mengghampiri... Menguliti canda nan ceria...

Teman

BICARA ALAM


Kelambu mega mengelam... Lelapkan pelangi hati Terhasrat doa membadai senja
Sahutan petir membelah jiwa
Cuaca bathin tak berkenan hujan...

Pilar2 menancap dinding langit... Awan bungkam terseret topan... Pasang surut tarian jiwa... Salju beku dimakan suhu

Datang gelap menggulita... Bersarang di relung gelombang... Bintang gemintang enggan berwujud...Bayang2 sejagad raya...

Embun kasih tetesi hening...Mengalir di relief hijau...Tersapu angin kedamaian...Lalu merunduk di ambang fajar...Terbakar bangkit sang mentari...Selimut kabut perlahan mundur

Mata air alirkan sungai hati.. .Hidupi pagi menggapai mimpi...Berdetak d etik rotasi nasib...Terlimpah seantero kalam...Segala baik bermuara pada-Mu

TINDAK TANDUK TUNDUK


Selangkah menindak satu Tak urung menajam tanduk Berpaling-paling tunduk

Menindak jerih
Menanduk perih
Menunduk lirih

Menindak patut
Menanduk kalut
Pun menunduk takut

Satu tindak satu
Satu tanduk maju
Satu satu tunduk

Kala tindak mengetuk
Dimana tanduk mematuk
Slalu tunduk mengutuk

Menindak tanduk
Menanduk tunduk
Menunduk satu tindak

Tidak tindak
Jadi tanduk...Namun tunduk sujud dlm cengkram-Nya

PETUNJUK


Bagai menjenguk bayangmu dalam gelap
Menapaki jejak tak beraturan
Menerawang tirai hati yg mataku tak sanggup menembus ketebalan kabutnya

Ingin mencungkil keluar hasrat hatimu
Membedah isi benakmu
Mengurai segala asa anganmu
Mengupas habis ego dan emosimu
Sampai terpuaskan dahaga di jiwa

Bayang2mu yg menari pd bias api unggun
Tiada henti menggeleng tanpa mengerti
Pandang mata lantunkan sejuta tanya
Aku yg terdiam dgn tafsir penuh keraguan

ASA


Di sudut2 hening... Ku gapai binar mata yg bening...
Segera ku lekat pd dinding... Dan ingatan yg ta mau berpaling...

Kau lambai senyum penghantar salam...
Ku tuang makna dlm kalam... Menjejak indah diatas pualam
Warna hati tak lagi kelam

Tutur kata saling berpadu... Tuk sekejap mengurai rindu Mendekap erat jiwa menyatu
Pada bayang2 tak menentu
Bersandar di lingkaran mimpi
Menjalin cerita dgn Sang Dewi
Hikayat yg slalu bersemi
Sampai batas akhir nanti