Kamis, 08 September 2011

IBU


Kemilau hampiri telaga
Menimba subuh dari perigi tua
Wajah pagi lekat di pundak
Nyalamu semerbak

Hela rindu di terik siang
Memanggil pulang kepulan terhidang
Sajianmu tulus mengukir
Sedang cintaku tak pernah terlahir

Lentera kasih sajak rembulan
Menimang malam senandung buaian
Lelap sunyi di ranah mimpi
Kelembutanmu abadi

Menuju Cahaya


Malam tadi, kau bertutur mimpi yang kemarin, tentang undangan pesta menggiurkan dengan hidangan istimewa di sisi keagungan:
Perjamuan suci keabadian

Pagi ini, kuterjaga bersama pesanmu yang meringkuk di dada,"Kan kuikuti petunjuk cahaya sunyi mengungkai rahasia mimpi, tak kan kuturun kembali"
Hasrat melukis nirwana

Aku tercekat meragu, mengeja namamu terpampang di tengah iring-iringan parade hitam melantunkan syahdu;
Wajah siang nan sendu

Panggilan yang kurindu


FIKSI MINI :

1. Andai diberi waktu

Ingin kudengar jeritmu lebih lama,menikmati sentuhan lembut kulitmu menggapai inisiasi
Hiruplah,Nak! Nutrisi do'aku bekal sempurna langkahmu nanti

*Andai ku diberi waktu; 

Mencubit manjamu dalam busana keluguan menggemaskan,menerka seujung kata yg kau eja sambil meniru logat bicara dan lompatnya hitungan

*Andai ku diberi waktu; 

Kemarilah,Nak! Jangan menangis,tetaplah di sini bersama Ibu,
Ayah berangkat untuk menabung mimpimu

* Kumohon,Suamiku;

Catat dan ingatlah selalu hari sakral ini,sayang!..... saat kumati menetaskan benih kasihmu,tanamkanlah namaku dalam nafasnya hingga ia merasakan senyumanku di atas sana

JERATMU


Meski lirih,desahmu hinggapi telinga menyusup di sela-sela gemuruh hujan
menjamah kepekaan nyala candu kesunyian

Dari belukar jelmamu mimpi liar,menebar benih-benih rimba menyihir wajah kota
hembusanmu mengipasi lamunan;
Terbanglah fana ilusiku bersinggasana

Kau menyerupa kawan, kekasih dan juga bunda
setia mencumbui,menyusuiku tetes demi tetes nikmat dari uap pekatmu
indah berpijar bayang-bayang menari berpencar di pelukan nanar;
Seringai senyum terkapar