MERINDUMU
Sebentar lagi kau pecah di dada
pijarkan merahnya ranum cahaya
nungkin senja, dinihari atau subuh yang terjaga
meski luap lirih terbata
tanpa pupur bersolek kata
Lebih dalam mengenal
tangan kiriku dapat kau cekal
dan menyelipkan mantra di jemari kanan yang terkepal
"Siapakah kau yang begitu setia berjejal?"
"Aku adalah mutiara doa dari tetes liurmu yang tersedak membatu".
Jun 17, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar