Selasa, 27 Agustus 2013

PINANGAN ILALANG

PINANGAN ILALANG

Suaramu jatuh satu satu, bersama gerimis subuh mengetuk keningku
seolah hendak menyentuh seperti cumbuan lalu, yang masih terasa utuh mengecup haru

wangi syahwat
aroma tanah
tersumbat
basah
mengendus segala yang tertumpah
mentah
mungkin marah
kembali mencerna kalah
sedang fajar selalu memerah

aku cemburu pada pagi dan mentari
yang selalu mempercantik kulit padi, hingga binar-binar atensi tersedot ke tubuhnya yang berisi

tubuhku kurus mengering, bukan menguning
hanya menunjuk angin, tetap tak bergeming
kembali diam meminang hening

sesekali
aku ingin seperti bunga, meski liar ada yang membuahi
oleh musim yang membuatnya bersemi
bukan terik dan hujan yang menjadikannya bungkuk menahan beban

AKSARA HATI
Ono Tksh
020712

Tidak ada komentar:

Posting Komentar